Minggu, 29 Juni 2014

Mengulas Taktik Timnas Perancis Jelang Laga Kontra Nigeria


Brasil, SunduL – Setelah cukup lama melakukan percobaan dan bereksperimen dengan formasi 4-2-3-1, 4-1-4-1 dan 4-4-2, pelatih tim nasional Perancis, Didier Deschamps, pada akhirnya memutuskan untuk menggunakan formasi 4-3-3 yang dirasanya paling sesuai dengan karakteristik pemain-pemain yang sudah dipilihnya untuk Piala Dunia Brasil.

Mantan gelandang dan pelatih Juventus ini pernah mengungkapkan kalau ia tidak percaya dengan keunggulan satu formasi dari formasi lainnya. Bisa terlihat kalau cara ia dalam menentukan taktiknya sudah terbentuk ketika ia masih berada di Serie A. Formasi 4-3-3 sepertinya bisa memaksimalkan potensi pemain yang sudah dipilihnya karena mereka adalah “yang terbaik untuk tugas mereka”, bukan “yang terbaik di posisi mereka”. Sesuatu yang bisa menjadi pelajaran untuk Samir Nasri setelah ia tidak mendapatkan panggilan dari Deschamps. Pelatih berusia 45 tahun ini telah membuktikan kalau talenta saja tidak cukup untuk meyakinkannya membawa seorang pemain ke Piala Dunia.

Formasi 4-3-3 Deschamps bisa terlihat jelas di atas lapangan. Dengan empat pemain belakang yang sejajar, tiga pemain lini tengah yang bisa berpindah-pindah posisi, ditambah trio di lini depan yang memiliki ketajaman dan secara teknik jelas di atas rata-rata.

Formasi yang digunakannya sebenarnya sudah sempat diterapkan oleh beberapa pelatih Perancis sebelumnya, tetapi tidak ada hasil yang meyakinkan. Dengan pemain yang sudah dipilih oleh Deschamps ketika ia masih melakukan percobaan dengan formasi 4-3-3, ia juga tidak langsung mendapatkan keberhasilan. Itu semua bisa terlihat ketika mereka sempat kesulitan menghadapi Jepang (0-1), kalah dari Brasil (0-3) dan dua kali mengalami beberapa kebuntuan saat berhadapan dengan Spanyol di babak kualifikasi Piala Dunia. Deschamps lalu sempat mengubah formasinya menjadi 4-4-2 ketika timnya bertandang ke Spanyol.

Sekarang hampir semua potongan-potongan itu sudah menyatu seperti yang kita lihat di babak play-off Piala Dunia lalu, dimana Perancis berhasil mengalahkan Ukraina dengan skor 3-0 di hadapan pendukung mereka sendiri. Hasil yang mengejutkan banyak pihak setelah Les Bleus sempat tertinggal 2-0 di leg pertama. Hasil tersebut pun kini menjadi tolak ukur bagi Deschamps untuk menjalankan taktiknya di Piala Dunia. Tidak ada alasan baginya untuk mengubah lagi apa yang sudah ditemukannya. Sesuatu yang telah memberikan keseimbangan di semua lini untuk tim nasional Perancis.

Di depan penjaga gawang sekaligus kapten tim, Hugo Lloris, dua bek sayap Mathieu Debuchy dan Patrice Evra akan menjadi pilihan terbaik yang bisa diandalkan. Kedua pemain ini sering melakukan overlap dengan bantuan pemain sayap yang ada di depan mereka, entah itu Antoine Griezmann atau Mathieu Valbuena. Di jantung pertahanan, Raphael Varane yang telah berkembang menjadi salah satu pilar penting Perancis, akan dipasangkan dengan salah satu dari Laurent Koscielny atau Mamadou Sakho – siapapun yang akan mendampingi Varane, sepertinya kesempatan mereka untuk tampil akan dilihat dari keadaan masing-masing dibandingkan dengan keperluan taktik.

Di lini tengah, tiga gelandang yang terdiri dari Yohan Cabaye, Paul Pogba dan Blaise Matuidi akan menjadi aset terbesar tim nasional Perancis. Jika ketiganya bisa tampil konsisten, bukan tidak mungkin Perancis melaju jauh di Brasil tahun ini. Ketiga pemain ini memiliki teknik, visi bermain yang bagus serta bisa membantu untuk menghasilkan gol ketika lini depan Les Blues tampil kurang produktif. Dengan kemampuan mereka untuk mengontrol lini tengah, Karim Benzema sudah tidak perlu lagi turun terlalu dalam untuk membantu membangun serangan seperti yang dilakukannya sepanjang Euro 2012 lalu. Benzema hanya perlu fokus kepada tugas yang harus dilakukannya, yaitu mencetak gol.

Griezmann, yang menggantikan posisi Franck Ribery di tim nasional Perancis, akan mengisi posisi sayap kiri. Winger muda berbakat yang barus berusia 23 tahun itu juga tampil cukup baik di babak grup. Sementara itu di posisi sayap kanan, masih belum ada pemain lain yang bisa menggeser posisi Valbuena, mengingat winger Marseille tersebut menjadi pemain terbaik bersama Benzema di babak grup.


Deschamps meyakini kalau dengan sistem dan juga pemain yang sudah dipilihnya, Perancis akan bisa memaksimalkan potensi tim mereka dan itu semua terlihat dalam beberapa pertandingan terakhir. Ketika Les Bleus menguasai bola, pemain memposisikan diri mereka seperti bentuk segitiga dengan natural. Sama seperti yang terjadi dalam kemenangan atas Ukraina, tetapi Perancis juga tidak boleh melupakan kalau mereka harus benar-benar agresif ketika berada di atas lapangan. Kedisplinan dalam menjalankan taktik juga akan menjadi kunci jika tim asuhan Deschamps ingin mengulang pencapaian negara mereka di Piala Dunia 1998, yaitu menjadi juara Piala Dunia.


Sumber :



image image image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar